Sabtu, 20 November 2010

ada alasan di balik kesalahan

Ketika ketika kita melihat seseorang melakukan kesalahan dan kita ingin menyadarkannya,jangan bersikap sebagai orang yang tau kebenaran yg kemudian secara radikal menyalahkan si pembuat kesalahan,tapi coba selami dia,lihat apa yang menjadi alasan dia melakukan kesalahan,dan berjalanlah bersama dia keluar,dan untuk itu dibutuhkan pegangan yang kuat.oke get my point?no.hehe.its okay.emang berantakan bahasa saya,pemula.hehe.


Dalam hidup dan bermasyarakat kita mungkin pernah menemui kondisi seperti ini. Atau mungkin sering. Tunggu dulu,sampai sini kita harus pastikan tindakan itu salah dalam arti yg sebenarnya,bukan salah menurut pandangan kita. Yang tidak sesuai dengan pedoman hidup,yg tidak sesuai dengan etika yg berlaku,itulah yg salah. Jangan menjadikan opini atau pandangan pribadi sebagai hal yg juga seharusnya dilakukan orang lain,karena dengan begini anda akan menjadi orang yg kaku,tidak fleksibel,dan terkesan egois. Jangan juga menjadikan opini atau pandangan mayoritas,karena mayoritas pun belum tentu benar. Hei, saya yakin akal dan pikiran kita masih bisa membedakan mana yg baik dan mana yg buruk,sayang..terkadang beberapa orang dengan sengaja menutup mata.
Kenapa?hehe..ask it to our self.
Hal seperti ini terjadi pada banyak orang,tapi mungkin sedikit yg mengambil tindakan. Sisanya cenderung, 'bukan urusan saya'. Tindakan penyelamatan diri yg mujarab. Tapi kawan, peduli dengan orang lain bukan berarti ikut campur urusan orang lain. Ikut campur urusan orang lain berarti melibatkan diri,atau menokohkan diri dalam masalah seseorang,tanpa permisi dan parahnya justru membawa dampak negatif. Nah..jangan menyalahartikan kepedulian sebagai tindakan ga penting. Masih untung ada yg peduli.
Saat berada dalam kondisi seperti ini,sebagai teman,pacar,sahabat,adik,kakak atau bahkan seorang anak,kita sebaiknya tidak menyalahkan. Trust me,jaman sekarang orang cenderung ga mau disalahin.hehe. Trus gmana?

Pada dasarnya dalam melakukan sesuatu hal kita,manusia,pasti punya alesan. Meskipun alesannya ga mutu lah, ga masuk akal, ga jelas, tapi pasti punya. Bahkan dalam melakukan kesalahan. Misalnya menyontek, ga usah kemana2 de, menurut peraturan sekolah ini ga bener,trus kenapa masih kita lakuin?
Yaa..biar nilainya bagus.atau mungkin ada yg punya alesan lain. Yg jelas pasti beralasan. Nah..kalo kita menyalahkan,'woo nyontek tu ga boleh tauk' ga mempan kalo kita ga memberikan kesadaran dari dalam ke orang tersebut. Kesadaran dari dalam itu ga bisa dikarang2 pake teori yg ada..tapi berdasarkan kenyataan..apa sih yg jadi alesan orang itu melakukan kesalahan? Bahkan ada yg mungkin punya alesan yg kuat untuk melakukan kesalahan. Tapi bedanya yang salah ya salah. Pasti ada jalan yg bener ko,cuma kadang pada ga mau susah aja jadi milih yang salah.
Setelah kita tau bener apa alesan orang tsb melakukam kesalahan, kita masuk ke dalam sudut pandangnya. Sekali lagi sudut pandangnya. Kemudian bersama dengan orang tersebut kita mencari,whats better,apa solusinya. Meskipun mungkin kita uda tau itu salah,tp bersikaplah seolah2 anda juga sedang mencari kebenaran. Timbulkan rasa nyaman,dan perasaan bahwa anda adalah orang yg dapat dipercaya. Trust me,it works.


Last but not least, kita ga perlu jadi orang yg sangat benar untuk membenarkan orang lain. Tapi kita harus jadi orang yg punya pegangan kuat,katakanlah agama. Oke bayangkan begini..anda menarik seseorang yg hampir jatuh ke jurang,tapi anda sendiri ga ada tempat berpijak,atau pegangan yg lain yg kuat,what will happen?kalian akan sama2 jatuh. Maksudnya..kalo mau menyelami orang,apalagi katakanlah kasarnya membawa dia dari buruk menjadi baik,padahal kita ga punya pegangan yg kuat,iman yg kentel,justru kita sendiri yg jadi buruk,kita yg kebawa dia.
Paham?


Hehe.yaa..kira2 begitu coretan ga penting saya. Semoga setidaknya agak sedikit bermanfaat.


^_^
special buat they who had trusted me..thanks. Kepercayaan itu mahal buat saya, and u give that expensive thing to me.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar